4.14.2010

benderaku agamaku


seperti biasa sebelum beraktivitas cangkruan mampir dulu untuk ngopi terdekat. disana sudah ada beberapa ahlul kopi yang dengan syiknya nyeruput minuman kesukaan banyak kalangan tersebut. salah satu dolor( sebutan untuk penghobi kopi) yang sedari tadi membaca koran tiba-tiba berucap " gawat-gawat" dengan suara tertahan diiringi helaan nafas berat, ternyata kekagetan tersebut dipicu oleh berita dari surat kabar lokal yang menyebutkan adanya politikus yang mengkampanyekan jagoaanya dengan menyitir ayat dalam kitab suci untuk meyakinkan bahwa jagoan yang diberangkatkannya salah satu tokoh yang dekat dengan masyarakat, peduli terhadap kesengsaraan wong cilik, yang dengan janjinya akan mengentaskan kemiskinan di daerahnya, jika jagoaanya adalah ucup kelik maka yang terucap tidak lain akan dientasnya kemiskinan itu tepat diwahah garis kemiskinan...hehe

fenomena ini tentunya menjadikan kita berpikir apakah hal tersebut bukan sebuah bentuk politisasi agama? karena agama hanya dijadikan kendaraan politik untuk meraih dukungan semata dengan kata lain hanya meraih kekuasaan bukan sebagai tujuan mendekatkan diri kepada sang pencipta alam raya, hal ini bukankah sebuah bentuk pendangkalan terhadap konsep keberagamaan kita ataukah agama yang harusnya sebagai pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat justru menjadikan kita sebagai manusia pecinta dunia , sedangkan yang kita ketahui dalam politik itu tidak ada lawan maupun kawan yang abadi melainkan kepentingan yang abadi.....
selain pertarungan kepentingan oleh para aktor dan sutradara sebagai disainnya masih adakah pemimpin terlahir dari bumi majapahit ini yang menebarkan senyum kedamaian . semoga saja kita bisa mengambil hikmah dari setiap pelajaran hidup sutradara dan pemain politik kita ...wallahu a`lam bisshowab.

0 komentar:

Posting Komentar